BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya (Label, 2008).
Mikroorganisme yang kita isolasi harus kita ketahui jenis medium yang disukai sehingga dapat tumbuh dengan baik pada media. Dalam hal ini medium ini akan digunakan oleh mikroorganisme sebagai sumber energi untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan maka hendaknya harus sesuai dengan komposisi bahan medium.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mempelajari macam- macam medium, cara- cara pembuatan dari beberapa medium dan sekaligus mengetahui bahan- bahan yang digunakan serta komposisi juga fungsi dari masing- masing bahan tersebut dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Sehingga nantinya diharapkan dapat menumbuhkan, mengisolasi dan menguji sifat fisiologi atau perhitungan mikroorganisme tertentu.
I.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui macam- macam medium baik berdasarkan susunan kimianya maupun berdasarkan konsistensinya.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan komposisi medium dan fungsi dari medium semi alamiah.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2009, pukul 14.00- 17.30 WITA dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label, 2008).
Untuk menelaah bakteri di dalam laboratorium , pertama- tama kita harus dapat menumbuhkan bakteri tersebut di dalam suatu biakan murni. Untuk melakukannya haruslah dimengerti jenis- jenis nutrient yang disyartakan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang mana dapat menyebabkan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya tersbut (Pelczar, 1986).
Adapun macam-macam media Pertumbuhan antara lain (Indra, 2008) :
1. Medium berdasarkan sifat fisik
Ø Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat..
Ø Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan dibawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.
Ø Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Ø Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Ø Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya.
Ø Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
3. Medium berdasarkan tujuan
Ø Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Ø Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam.
Ø Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
Ø Media untuk peremajaan kultur
Media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur
Ø Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik.
Media ini digunakan unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon.
Ø Media untuk karakterisasi bakteri
Media yang digunakan untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth, Arginine Agar.
Ø Media diferensial
Media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni.
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).
Medium yang padanya bakteri ditumbuhkan akan beranak dalam susunannya sesuai dengan kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan. Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lain – hampir semua media yang biasa dipakai sehari-hari dapat di beli secara komersil sebagai tepung kering. Jadi, untuk membuat suatu medium, yang harus dilakukan hanyalah menimbang jumlah tepung yang diperlukan, menambahkan air, dan mensterilkan sebelum dipakai (Volk and Wheler, 1988).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging sapi, ekstrak khamir, tripton, dan darah juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks (artificial or complex medium). Sebagai lawannya, kita mengacu pada medium yang rumus kimia masing-masing ramuannya dapat dituliskan sebagai medium sintetis (synththetical medium) atau medium yang ditentukan (defined medium). Medium sintetis mungkin sangat rumit dan sangat berbeda sesuai dengan organisme tertentu yang hendak ditumbuhkan. Untuk sebagian besar, medium sintetis hanya digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium penelitian. Media agar merupakan substrat yang baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme, sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar memungkinkan setiap sel berhimpun menjadi koloni. Semua sel dalam koloni itu dianggap kesemuanya merupakan keturunan (progeni) suatu organisme dan karena itu mewakili apa yang disebut mikrobiologi biakan murni (Dwidjosputro, 1990).
Di samping itu, gelatin dapat juga dipakai sebagai bahan pengental dan memang dahulu orang memakainya tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-agar. Agar-agar baru mencair pada suhu 950 C, sedangkan gelatin sudah mencair pada suhu 250 C. Dengan demikian medium yang mengandung gelatin perlu disimpan dalam tempat yang lebih dingin dari pada suhu kamar, jika dikehendaki medium tersebut tetap dalam keadaan padat. (Volk and Wheeler, 1988).
BAB II
METODOLOGI
III. 1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, erlenmeyer, sendok tanduk penangas, Autoklaf, bunsen, neraca ohaus, Oven, magnetik spiral, pengaduk, pisau, dan gelas ukur.
III.2 Bahan
Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah tauge, daging, kentang, dextrose, agar, sukrosa, pepton, aquadest, spiritus, alkohol dan korek api
III.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :
A. Medium Tauge Ekstrak Agar (TEA)
• Untuk komposisi TEA 1000 mL
- Tauge : 100 gram
- Sukrosa : 60 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000 mL
• Untuk komposisi TEA 100 mL
- Tauge : 100/1000 x 100 = 10 gram
- Sukrosa : 60/1000 x 100 = 6 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara Kerja :
• Memotong tauge pada bagian bawah akar dan bagian atas pucuknya
• Mengambil bagian tengah dan memotong- motong seukuran satu centimeter, kemudian mencucinya
• Menimbang tauge sebanyak 10 gr, sukrosa 6 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
• Memasukkan tauge dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan sukrosa dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
B. Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
• Untuk komposisi 1000 mL
- Kentang : 200 gram
- Dextrose : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
• Untuk komposisi 100 mL
- Kentang : 200/1000 x 100 = 20 gram
- Dextrose : 15/ 1000 x 100 = 1,5 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara kerja :
• Mengupas kentang, memotong- motong seukuran dadu dan mencucinya hingga bersih.
• Menimbang kentang sebanyak 20 gr, dextrose 1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
• Memasukkan potongan kentang dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan dextrose dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
C. Medium Nutrient Agar (NA)
• Untuk komposisi 1000 mL
- Daging : 3 gram
- Pepton : 15 gram
- Agar : 15 gram
- Aquadest : 1000mL
• Untuk komposisi 100 mL
- Daging : 3/1000 x 100 = 0,3 gram
- Pepton : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Agar : 15/1000 x 100 = 1,5 gram
- Aquadest : 1000/1000 x 100 = 100 mL
Cara kerja :
• Mencuci danging dengan air bersih kemudian menimbang dagingsebanyak 0,3 gr, pepton 1,5 gr, agar 1,5 gr, dan aquadest sebanyak 100 mL.
• Memasukkan potongan daging dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer kemudian mendidihkannya pada penangas.
• Setelah mendidih, mengangkat larutan tersebut dan menyaring ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong lalu memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
• Menambahkan pepton dan agar lalu menambahkan aquadest hingga volumenya 100 mL dan mengaduknya.
• Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat dan menutup mulut erlenmeyer dengan menggunakan aluminium foil
• Menaruhnya dalam otoklaf dengan tekanan 2 atm selama 15- 20 menit .
• Menyimpan di dalam lemari pendingin.
Nama medium : Tauge Ekstrak Agar (TEA)
Tauge ekstrak agar (TEA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (tauge) dan bahan sintesis (Sukrosa dan agar). TEA digunakan untuk menumbuhkan khamir dan kapang.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium TEA :
- Tauge : Sebagai sumber vitamin, nitrogen organik dan senyawa karbon.
- Sukrosa : sebagai sumber gula dan energi
- Agar : Untuk memadatkan medium TEA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, sukrosa, dan tauge.
Nama medium : Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato dextrose agar (PDA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium PDA :
- Kentang : sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energi.
- Dextrose : sebagai sumber gula dan energi
- Agar : Untuk memadatkan medium PDA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, dextrose, dan kentang.
Nama medium : Nutrient Agar (NA)
Nutrient agar (NA) termasuk medium semi alamiah karena tersusun atas bahan alami (daging) dan bahan sintesis (pepton dan agar). PDA digunakan untuk menumbuhkan semua mikroba.
Fungsi bahan yang digunakan pada medium NA :
- Daging : sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen organik dan senyawa karbon.
- Pepton : sebagai sumber utama nitrogen organic dan sumber nutrisi
- Agar : Untuk memadatkan medium NA.
- Aquadest : Untuk melarutkan agar, pepton, dan daging.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
• Jenis medium dapat digolongkan berdasarkan konsistensinya berupa ; medium cair, medium padat, medium diperkaya, medium selektif, medium diferensiasi, medium penguji, medium umum, medium khusus, dan medium untuk perhitungan jumlah koloni. Sedangkan berdasarkan susunan kimianya berupa ; medium alamiah, medium semi alamiah, dan medium sintesis.
• Pada umumnya, pembuatan medium semi alamiah bahan umum yang digunakan yaitu agar untuk merapatkan medium dan aquadest sebagai pelarut. Bedanya pada medium Tauge ekstrak agar menggunakan tauge dan sukrosa sebagai sumber makanan bagi mikroba, pada medium Potato dextrose agar menggunakan kentang dan dextrose, dan pada Nutrient agar menggunakan daging dan pepton.
V.2 Saran
Sebaiknya praktikan diajarkan pula mengenai cara pembuatan medium yang lain sebab pada praktikum ini hanya medium TEA, PDA, dan NA saja yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, 1990. Dasar-Dasar Mikorobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Indra., 2008, http//ekmon-saurus/bab-2-Media- pertumbuhan/.htm . diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Label, Caray.,2008, http//Caray label makalah –dan – skripsi pembuatan-media- agar dan-sterilisasi/htm .diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar.
Pelczar, Michael, 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Volk, dan Wheeler., 1993, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Erlangga, Jakarta.
No comments:
Post a Comment